Tugas Ilmu Sosial Dasar II & III
Warga Negara
Warga Negara adalah orang-orang yang secara resmi ikut menjadi bagian dari penduduk yang dimana mereka menjadi salah satu unsur negara.
Warga Negara ini
merupakan salah satu unsur pokok suatu negara yang dimana masing-masing warga
negara memiliki suatu hak dan kewajiban yang tentu perlu dilindungi dan dijamin
pelaksanaannya. Setiap warga negara memiliki hak dan kewajiban terhadap
negaranya. Sebaliknya, negara juga memiliki kewajiban untuk memberikan
perlindungan kepada setiap warga negaranya
Ketentuan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 26 mengatur mengenai Warga Negara :
Ketentuan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 26 mengatur mengenai Warga Negara :
- Yang menjadi warga negara ialah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara. Yang dimaksud "orang-orang bangsa
Indonesia asli adalah orang Indonesia yang menjadi Warga Negara Indonesia
sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain atas
kehendak sendiri."
- Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang
asing yang bertempat tinggal di Indonesia.
- Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur
dengan undang-undang.
Tentang Masyarakat Perdesaan & Perkotaan
Masrayakat Perdesaan
Secara awam masyarakat desa sering diartikan sebagai masyarakat tradisional dari masyarakat primitif (sederhana). Namun pandangan tersebut sebetulnya kurang tepat, karena masyarakat desa adalah masyarakat yang tinggal di suatu kawasan, wilayah, teritorial tertentu yang disebut desa. Sedangkan masyarakat tradisional adalah masyarakat. yang menguasaan ipteknya rendah sehingga hidupnya masih sederhana dan belum kompleks. Memang tidak dapat dipungkiri masyarakat desa dinegara sedang berkembang seperti Indonesia, ukurannya terdapat pada masyarakat desa yaitu bersifat tradisional dan hidupnya masih sederhana, karena desa-desa di Indonesia pada umumnya jauh dari pengaruh budaya asing/luar yang dapat mempengaruhi perubahan-perubahan pola hidupnya.
Ciri-ciri Masyarakat Perdesaan
Adapun ciri-ciri masyarakat desa antara lain :
Masrayakat Perdesaan
Secara awam masyarakat desa sering diartikan sebagai masyarakat tradisional dari masyarakat primitif (sederhana). Namun pandangan tersebut sebetulnya kurang tepat, karena masyarakat desa adalah masyarakat yang tinggal di suatu kawasan, wilayah, teritorial tertentu yang disebut desa. Sedangkan masyarakat tradisional adalah masyarakat. yang menguasaan ipteknya rendah sehingga hidupnya masih sederhana dan belum kompleks. Memang tidak dapat dipungkiri masyarakat desa dinegara sedang berkembang seperti Indonesia, ukurannya terdapat pada masyarakat desa yaitu bersifat tradisional dan hidupnya masih sederhana, karena desa-desa di Indonesia pada umumnya jauh dari pengaruh budaya asing/luar yang dapat mempengaruhi perubahan-perubahan pola hidupnya.
Ciri-ciri Masyarakat Perdesaan
Adapun ciri-ciri masyarakat desa antara lain :
1. Anggota komunitas
kecil
2. Hubungan antar individu
bersifat kekeluargaan
3. Sistem kepemimpinan
informal
4. Ketergantungan
terhadap alam tinggi
5. Religius magis artinya
sangat baik menjaga lingkungan dan menjaga jarak dengan penciptanya, cara yang
ditempuh antara lain melaksanakan ritus pada masa-masa yang dianggap penting
misalnya saat kelahiran, khitanan, kematian dan syukuran pada masa panen,
bersih desa.
6. Rasa solidaritas dan
gotong royong tinggi
7. Kontrol sosial antara
warga kuat
8. hubungan antara
pemimpin dengan warganya bersifat informal
9. Pembagian kerja tidak
tegas, karena belum terjadi spesialisasi pekerjaan
10. Patuh terhadap
nilai-nilai dan norma yang berlaku di desanya (tradisi)
11. Tingkat mobilitas
sosialnya rendah
12. Penghidupan utama
adalah petani.
Masyarakat Perkotaan
Membahas masyarakat perkotaan sebetulnya tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat desa karena antara desa dengan kota ada hubungan konsentrasi penduduk dengan gejala-gejala sosial yang dinamakan urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa kekota. Masyarakat perkotaan merupakan masyarakat urban dari berbagai asal/desa yang bersifat heterogen dan majemuk karen terdiri dari berbagai jenis pekerjaan/keahlian dan datang dari berbagai ras, etnis, dan agama.
Mereka datang ke kota dengan berbagai kepentingan dan melihat kota sebagai tempat yang memiliki stimulus (rangsangan) untuk mewujudkan keinginan. Maka tidaklah aneh apabila kehidupan di kota diwarnai oleh sikap yang individualistis karena mereka memiliki kepentingan yang beragam. Lahan pemukiman di kota relatif sempit dibandingkan di desa karena jumlah penduduknya yang relatif besar maka mata pencaharian yang cocok adalah disektor formal seperti pegawai negeri, pegawai swasta dan di sektor non-formal seperti pedagang, bidang jasa dan sebagainya. Sektor pertanian kurang tepat dikerjakan di kota karena luas lahan menjadi masalah apabila ada yang bertani maka dilakukan secara hidroponik. Kondisi kota membentuk pola perilaku yang berbeda dengan di desa, yaitu serba praktis dan realistis.
Ciri-Ciri Masyarakat Perkotaan
1. Pembagian kerja sangat
jelas dan tegas berdasarkan tingkat kemampuan/ keahlian
2. Hubungan antar
individu bersifat formal dan interaksi antar warga berdasarkan kepentingan.
3. Sangat menghargai
waktu sehingga perlu adanya perencanaan yang matang.
4. Masyarakat cerderung
terbuka terhadap perubahan didaerah tertentu (slum)
5. Tingkat pertumbuhan
penduduknya sangat tinggi
6. Kontrol sosial antar
warga relatif rendah
7. Kehidupan bersifat non
agraris dan menuju kepada spesialisasi keterampilan
8. Mobilitas sosialnya
sangat tinggi karena penduduknya bersifat dinamis, memamanfaatkan waktu dan
kesempatan, kreatif, dan inovatif.
Berita Tentang Pemuda.
Gerombolan Bermotor Rusak Kantor Pemuda Pancasila dan Rumah Warga.
Liputan6.com, Sukabumi - Gerombolan bermotor menyerang sejumlah rumah warga di Kampung Selaeurih, Kelurahan Babakan, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi. Selain itu, kantor organisasi masyarakat Pemuda Pancasila di Jalan Baros dan Pembangunan, Kota Sukabumi, Jawa Barat, juga dirusak.
"Ada
sekitar 25 motor yang melakukan penyerangan tersebut. Mereka langsung merusak
tiga kaca rumah saya tanpa diketahui tujuannya apa," kata Rahmat Ali,
salah seorang warga Kampung Selaeurih yang rumahnya dirusak gerombolan
bermotor, Jumat (17/11/2017), dilansir Antara.
Informasi
yang dihimpun dari warga sekitar, penyerangan rumah warga dan pos ormas Pemuda Pancasila tersebut terjadi pada Kamis, 16 November 2107, sekitar
pukul 23.30 WIB.
Mereka yang membawa senjata tajam langsung meneror masyarakat yang ada di Jalan Baros, Sarasa, dan Pembangunan tersebut. Warga yang menyaksikan penyerangan tersebut tidak berani keluar rumah karena khawatir menjadi sasaran.
Mereka yang membawa senjata tajam langsung meneror masyarakat yang ada di Jalan Baros, Sarasa, dan Pembangunan tersebut. Warga yang menyaksikan penyerangan tersebut tidak berani keluar rumah karena khawatir menjadi sasaran.
Secara
membabi buta, gerombolan bermotor itu
menyerang sedikitnya tiga rumah warga dan satu pos ormas. Mereka juga merusak
gerobak pedagang dan dua unit mobil yang diparkir di pinggir jalan.
"Akibat
penyerangan itu, tiga keponakan saya yang masih kecil ketakutan dan menangis.
Gerombolan itu pun mengeluarkan kata-kata kasar serta ancaman," katanya.
Berita Tentang Kriminalitas Oleh Pemuda
Aniaya Polisi
Tindakan sadis juga dilakukan sekelompok pelajar yang menganiaya anggota Dalmas Polres Cirebon Brigadir M Andi al Mujid, Minggu (15/3). Peristiwa bermula ketika Andi melerai pertikaian dua kelompok pemuda di CSB Mal, Jalan Cipto Mangunkusumo. Niat baik itu ternyata dibalas dengan pengeroyokan.
Andi dihajar hingga babak belur. Tidak cukup di situ, para pelaku membawa korban yang dalam keadaan tak berdaya naik motor keliling kota. Namun mereka akhirnya berhenti di kawasan Cangkol dan kabur saat berpapasan dengan anggota polisi yang tengah berpatroli.
Aparat Polres Cirebon memastikan tujuh orang telah ditangkap, sebagian merupakan pelajar. ”Masing-masing berinisial MI berusia 15 tahun, kemudian AS, 19, YBB, 17, PP, 16, RR, 25, CA, 17, dan S, 28. Mereka merupakan anggota geng motor,” kata Kasat Reskrim Polres Cirebon Kota AKP Hidayatullah.
Aniaya Polisi
Tindakan sadis juga dilakukan sekelompok pelajar yang menganiaya anggota Dalmas Polres Cirebon Brigadir M Andi al Mujid, Minggu (15/3). Peristiwa bermula ketika Andi melerai pertikaian dua kelompok pemuda di CSB Mal, Jalan Cipto Mangunkusumo. Niat baik itu ternyata dibalas dengan pengeroyokan.
Andi dihajar hingga babak belur. Tidak cukup di situ, para pelaku membawa korban yang dalam keadaan tak berdaya naik motor keliling kota. Namun mereka akhirnya berhenti di kawasan Cangkol dan kabur saat berpapasan dengan anggota polisi yang tengah berpatroli.
Aparat Polres Cirebon memastikan tujuh orang telah ditangkap, sebagian merupakan pelajar. ”Masing-masing berinisial MI berusia 15 tahun, kemudian AS, 19, YBB, 17, PP, 16, RR, 25, CA, 17, dan S, 28. Mereka merupakan anggota geng motor,” kata Kasat Reskrim Polres Cirebon Kota AKP Hidayatullah.
Dia mengatakan, ketujuh pelaku telah ditahan
di Rutan Mapolres Cirebon. Mereka dijerat dengan Pasal 170 KUHPidana mengenai
pengeroyokan dengan ancaman di atas lima tahun penjara. Untuk mengembangkan
kasus ini, kemarin polisi telah menggeledah dan menyegel kantor rumah yang
dijadikan sekretariat organisasi kepemudaan XTC di kawasan Cangkol.
Setelah sekitar tiga jam, polisi mengamankan sejumlah benda sebagai barang
bukti, di antaranya 3 sepeda motor, ponsel, sejumlah pelat nomor kendaraan,
senjata tajam jenis pedang panjang (samurai), golok, serta puluhan botol
minuman keras. Polisi menengarai mereka ini termasuk komplotan begal sepeda
motor.
IPTEK OLEH PEMUDA
Kemenpora
Gelar Pelatihan Peningkatan Kompetisi Pemuda Berbasis IPTEK dan IMTAK 2017
Bogor: Hari Selasa (25/7) malam, Deputi I Bidang Pemberdayaan Pemuda Faisal Abdulah membuka acara Pelatihan Peningkatan Kompetisi Pemuda Berbasis IPTEK dan IMTAK tahun 2017 di Grand Mulya Bogor Resort & Convention Hotel, Bogor, Jawa Barat. Sebanyak 100 pemuda yang terpilih ikut acara ini telah melakukan pemberdayaan di daerahnya masing-masing khususnya di bidang IPTEK dan IMTAK.
Bogor: Hari Selasa (25/7) malam, Deputi I Bidang Pemberdayaan Pemuda Faisal Abdulah membuka acara Pelatihan Peningkatan Kompetisi Pemuda Berbasis IPTEK dan IMTAK tahun 2017 di Grand Mulya Bogor Resort & Convention Hotel, Bogor, Jawa Barat. Sebanyak 100 pemuda yang terpilih ikut acara ini telah melakukan pemberdayaan di daerahnya masing-masing khususnya di bidang IPTEK dan IMTAK.
Degan mengambil tema “Pemuda sebagai Penggerak Sentra Pemberdayaan Pemuda di
Desa”, kegiatan ini menurut Faisal diharapkan pemuda mampu menerapkan dan
mentransfer IPTEK-nya yang telah mereka terapkan di masing-masing desanya pada
peserta lain. Selain itu juga sebagai stimulan partisipasi pemuda dalam
pembangunan desa secara keseluruhan melalui penciptaan dan pengembangan
Teknologi Tepat Guna (TTG) yang dibutuhkan di pedesaan.
“Kemenpora akan terus mendorong peran aktif pemuda dalam pembangunan IPTEK
dan IMTAK di daerah. Menurut data BPS, tahun 2018 jumlah pemuda akan mencapai jumlah
73,29 juta atau 32,07 % dan akan menjadi potensi yang sangat luar biasa bagi
bangsa ini, bila para pemuda memiliki kapasitas dan idealisme sebagai generasi
cinta NKRI," katanya.
Sementara Asisten Deputi Bidang Peningkatan IPTEK dan IMTAK Pemuda Esa
Sukmawijaya menyampaikan peran aktif dan partisipasi pemuda dalam setiap
aktivitas pembangunan di desa perlu terus ditingkatkan agar mereka kelak akan
menjadi para kader pemimpin dan pelopor yang tangguh di desanya masing-masing.
Mereka sudah memberikan sumbangsih ilmu dan tenaga untuk pembangunan
desa.
Esa juga menjelaskan bahwa pelatihan bagi para pemuda desa ini juga
dilakukan ini untuk merealisasikan salah satu point Nawacita yang berbunyi.
Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa-desa dalam kerangkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). “Pada
pelatihan ini, kami merekrut pemuda dari beberapa titik pada 40 desa
percontohan dan 14 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional yang dikoordinasikan
oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko
PMK),” terangnya.
“Selain keterampilan di bidang teknologi, para pemuda juga harus pernah
berpartisipasi dalam pemberdayaan pemuda pada bidang keagamaan, sehingga
sejalan antara kebutuhan jasmani dan rohani. Hal ini akan menimbulkan
keseimbangan hidup bagi para pemuda
Komentar
Posting Komentar